Benarkah Ada Lubang di Kutub Utara?

---

     Artikel soal keberadaan lubang di kutub utara umumnya terkait dengan ide klasik tentang 'Hollow earth', dimana kepercayaan masa silam ini beranggapan bahwa bumi sejatinya berongga di tengahnya, dan terdapat manusia bawah tanah (kadnag ada yang menyebut alien) yang menghuninya. Beberapa artikel mengait-ngaitkan dengan hasil pemetaan oleh Landsat-7, satelit ketijuh dari program Landsat yang memetakan permukaan bumi dengan mengambil rentetan foto berkualitas tinggi selama orbitnya. Dalam artikel tersebut, dikatakan landsat-7 telah menemukan keberadaan lubang di kutub utara - yang diyakini merupakan pintu masuk ke dunia bawah tanah. Benarkah?

     Apa yang disebut 'lubang di kutub utara' yang ditemukan Landsat-7, sejatinya bukanlah lubang. Landsat-7 melakukan orbit mengelilingi bumi dengan perubahan pada orbit, namun perubahan itu hanya hingga mendekati kutub bumi, sehingga ada bagian-bagian yang tidak terpetakan. Bagian yang tak terpetakan itulah 'lubang' yang dimaksud oleh Landsat. Jadi Landsat-7 tidak menemukan keberadaan lubang di kutub utara, melainkan menghasilkan lubang berupa area yang tak terpetakan dalam prosesnya.

Kutipan dari situsnya:

Figure 3. This map represents the extent of the Landsat mosaic. Because of Landsat 7's near-polar orbit there is a "hole" at the South Pole.

     Ada juga artikel yang mengait-ngaitkan perjalanan Fridtjof Nansen (1861 – 1930), petualang asal Norwegia yang pernah mencoba mencapai titik kutub utara dalam ekspedisi tahun 1885-1886. Dikatakan Nansen dan rekannya Fredrik Hjalmar Johansen menghilang selama berbulan-bulan dan tersesat ke daerah yang hangat, termasuk keberadaan air yang dalam dan hangat, serta jejak rubah dan debu vulkanik yang mestinya tak ada di kutub utara.

     Apa yang terjadi sebenarnya adalah bahwa peralatan chronometer yang dibawa rusak, sehingga Nansen dan Johansen kehilangan arah, dan akhirnya mereka menemukan jejak keberadaan rubah kutub, hewan khas Arktik, yang kemudian diikuti temuan jejak beruang kutub dan hewan-hewan lain sehingga mereka bisa menduga posisi mereka. Nansen danJohansen sendiri harus bertahan sekitar 8 bulan di gubuk batu yang mereka bangun sembari menunggu cuaca cukup baik untuk mereka melanjutkan perjalanan.

Pranala
Landsat
Wikipedia - Nansen's Fram Expedition